NOVEL : MELATI DI UJUNG PELURU (Diangkat dari cerpen LIRIH)
Penulis : Bunga Rosania Indah
Harga : Rp. 34.000
Sinopsis :
"Maaf Sophia, apakah kau tak kuatir jika Vian benar-benar di terima di Akpol?"
"Maksudmu?"
"Hmm, kau tahu sendiri kan kakak kelas kita, kak Ivan, ceweknya banyak dan gonta-ganti saja kerjaannya setelah ia menjadi taruna Akpol."
Sophia tersenyum lalu tertawa kecil. "Ah, tidak semua Taruna Akpol demikian, aku percaya Vian tidak seperti itu."
***
"Vian, tadi pacarmu kesini" ujar Edo, teman satu letting Vian di Akpol
"Lalu kau sudah bilang kan jika aku tak ada di sini?"
"Iya, aku bilang seperti apa yang kau minta. Oh ya Vian, aku kok nggak tega berkata bohong pada pacarmu itu. Aku kasihan apalagi ia jauh-jauh datang kemari dengan kaki yang pincang lagi."
"Ah, biarkan saja, aku jenuh dia bolak-balik datang mencariku." Jawab Vian acuh.
***
"Sophia dan keluarganya sedang keluar kota ya Pak? kok dari tadi saya ketuk pintu rumahnya tapi tak ada jawaban."
"Lho mas Vian nggak tahu tho? mbak Sophia kan sudah lama koma di rumah sakit."
***
Istana Merdeka Jakarta, Desember 2003
Tiba saatnya pengucapan sumpah atau janji Perwira Polri yang telah dinyatakan lulus dalam pendidikan Akpol pada rangkaian upacara Prasetya Perwira termasuk Vian. ia tak menyangka di hari istimewa itu juga merupakan hari duka terberat dalam hidupnya. Tanpa sempat menyampaikan permintaan maaf pada Sophia, namun kini ia menerima berita jika Sophia sudah tiada.
***
"Dir Intelkam menugaskan kau untuk menyelidiki putri Robby Hernawan, Yasmine Putri Hernawan."
Vian menatap gadis di hadapannya lekat-lekat, sekilas ia mirip Sophia.
"Siapa nama Anda?"
"Yasmine."
Dengan isyarat sandi, Firdaus menginformasikan bahwa isi koper milik Yasmine berisi senjata api dan uang 600 juta.
"Apakah Yasmine terlibat dengan dunia hitam?"
pemesanan langsung ke :
Penerbit Harveey Yogyakarta
ketik : judul buku_jumlah order_alamat
Penulis : Bunga Rosania Indah
Harga : Rp. 34.000
Sinopsis :
"Maaf Sophia, apakah kau tak kuatir jika Vian benar-benar di terima di Akpol?"
"Maksudmu?"
"Hmm, kau tahu sendiri kan kakak kelas kita, kak Ivan, ceweknya banyak dan gonta-ganti saja kerjaannya setelah ia menjadi taruna Akpol."
Sophia tersenyum lalu tertawa kecil. "Ah, tidak semua Taruna Akpol demikian, aku percaya Vian tidak seperti itu."
***
"Vian, tadi pacarmu kesini" ujar Edo, teman satu letting Vian di Akpol
"Lalu kau sudah bilang kan jika aku tak ada di sini?"
"Iya, aku bilang seperti apa yang kau minta. Oh ya Vian, aku kok nggak tega berkata bohong pada pacarmu itu. Aku kasihan apalagi ia jauh-jauh datang kemari dengan kaki yang pincang lagi."
"Ah, biarkan saja, aku jenuh dia bolak-balik datang mencariku." Jawab Vian acuh.
***
"Sophia dan keluarganya sedang keluar kota ya Pak? kok dari tadi saya ketuk pintu rumahnya tapi tak ada jawaban."
"Lho mas Vian nggak tahu tho? mbak Sophia kan sudah lama koma di rumah sakit."
***
Istana Merdeka Jakarta, Desember 2003
Tiba saatnya pengucapan sumpah atau janji Perwira Polri yang telah dinyatakan lulus dalam pendidikan Akpol pada rangkaian upacara Prasetya Perwira termasuk Vian. ia tak menyangka di hari istimewa itu juga merupakan hari duka terberat dalam hidupnya. Tanpa sempat menyampaikan permintaan maaf pada Sophia, namun kini ia menerima berita jika Sophia sudah tiada.
***
"Dir Intelkam menugaskan kau untuk menyelidiki putri Robby Hernawan, Yasmine Putri Hernawan."
Vian menatap gadis di hadapannya lekat-lekat, sekilas ia mirip Sophia.
"Siapa nama Anda?"
"Yasmine."
Dengan isyarat sandi, Firdaus menginformasikan bahwa isi koper milik Yasmine berisi senjata api dan uang 600 juta.
"Apakah Yasmine terlibat dengan dunia hitam?"
pemesanan langsung ke :
Penerbit Harveey Yogyakarta
ketik : judul buku_jumlah order_alamat
sms ke : 081904162092 (Pre Order)
